Hari ini untuk kesekian kalinya saya mengunjungi Holycow dan kali ini berusaha untuk tidak lupa menulis reviunya. Hehee..restoran yang terletak di bilangan Radio Dalam ini tidak pernah sepi dari pengunjung meskipun belum lama dibuka. Jika anda datang diatas jam 7 sudah bisa dipastikan anda harus mengantri untuk dapat menikmati olahan steak wagyu Holycow.

Lokasi Holycow ada di Radio Dalam persis di sebelah Dimsum Festival dan Alfamidi. Tempatnya tidak begitu besar, kapasitas tempat makan ini kira-kira untuk 30an orang saja. Menu di restoran ini juga tidak terlalu banyak. Holycow tampaknya memang sengaja menspesialisasikan menunya hanya untuk steak. Makanan paling mahal di Holycow adalah Wagyu Sirloin atau Rib Eye yang dibandrol dengan harga 95K dan menurut saya sangat worth it.  Tingkat kematangan steak juga bisa dipesan sesuai kemauan pengunjung. Pertama kali saya ke Holycow saya memesan well-done steak. Kunjungan kedua saya memberanikan diri memesan medium well steak yang akhirnya membuat saya semakin cinta sama steak yang satu ini. 

 Selama ini, kunjungan saya ke Holycow tidak pernah mengecewakan. Tingkat kematangan steak selalu bisa disesuaikan dengan pesanan saya. Begitu pula harganya yang cukup bersahabat mengingat Holycow menyajikan daging wagyu pilihan grade 4-9. Steak yang disajikan sebesar 200 gram ini tidak dilengkapi sayuran melainkan hanya beberapa buncis, kentang goreng dan tomat kecil. No big deal laaah..Untuk saus steak bisa dipilih antara BBQ, blackpepper dan mushroom yang bisa minta ditambah sesuka hati. Untuk yang non wagyu, Steak Hotel menyediakan daging impor dari australia dan new zealand yang juga tidak kalah mantap. Harga yang ditawarkan untuk steak mulai dari sekitar 45K dan untuk minuman saya biasa memesan ice tea refillable (blackcurrant, lemon, atau green tea) seharga 10K. 

Oh ya, Holycow juga berbaik hati menyediakan compliment snack loh sewaktu kita datang. Selain itu untuk menarik lebih banyak pengunjung, Holycow memiliki beberapa promo, seperti free tiramisu untuk pengunjung yang mention Holycow di twitter atau wagyu steak gratis bagi yang berulang tahun di hari itu. Hmm..tempting, isn't it?!

Tunggu apalagi, untuk yang para karnivora-karnivora yang sedang kelaparan, buruan datang ke Holycow untuk coba steak ala hotel bintang lima ini karena restoran ini tidak menyediakan layanan reservasi ataupun take away kecuali anda juga dine-in disana.

Holycow Steak
Jl. Radio Dalam Raya no. 15, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Open: Senin: 18.30-habis
Selasa: tutup
Rabu—Minggu: 18.30-habis
Twitter: @holycowsteak

Yay! long long long time no see yap!

Libur kali ini saya melancong ke kawasan Blok S dan sekitarnya. Asik juga ternyata, makanannya cukup variatif, mulai dari nasi kebuli, soto betawi, iga bakar, siomay, sampai roti bakar ada semua. Kalau soal rasa sih standar ya, tapi lumayanlah, apalagi kombinasi bakso Pak Kumis plus es podeng yang seger itu. Hmm...so tempting! sayangnya saking asiknya, saya jadi lupa untuk menyisakan fotonya. Hehe...

Berangkat dari rumah dengan perut lapar membuat saya tidak tahan untuk makan dulu sebelum jalan-jalan. Berhubung sedang bosan sama western dan chinese food akhirnya pemberhentian pertama jatuh pada Warung Anglo, sebuah restoran di Jalan Senopati yang mengusung konsep hidangan Jawa sebagai daya tariknya. Pertama masuk ke dalam restonya, suasana 'jadul'nya kental sekali demgam lantai ubin dan furnitur tua yang menghiasi ruangannya membuat atmosfir tempat makan ini berbeda dengan resto kebanyakan.

Ternyata sampai di dalam, kita tidak lantas langsung duduk dan memesan melalui buku menu, melainkan memilih sendiri bermacam macam lauk dan sayur yang telah disediakan. Tanpa ba-bi-bu lagi, saya dan teman langsung perang telunjuk tunjuk ini itu untuk pengisi perut yang keroncongan. Kami pesan nasi merah, ayam cabe hijau dan ayam rawit, daun pepaya dan teri, tumis pare, asem iga, dan sambal udang sebagai tambahannya. *eh, ini pesen porsi kalap!haha...*

Pas makan, ketagihan sama daun pepayanya yang sama sekali gak pahit, begitu juga dengan tumis parenya.  Sedangkan si ayam sambel ijo dan rawitnya pedes bangeet!pertama sih masih asik, tapi lama-lama bikin blingsatan juga. Udah gitu masih aja nekad nyolek sambal udangnya yang ternyata pedesnya dua kali lipat dari ayamnya!Sumpah ya, kami jadi gak jelas lagi makan siang atau nangis gara-gara mata jadi berkaca-kaca dan ingusan. Di tengah-tengah makan kami memesan segelas es asam jawa yang kayaknya enak banget. Ternyata pas diteguk, wuidiiih...asem luar biasa!yakin dh itu asem alami, bukan buatan. Huhuu...! tapi segelas kecil es asam jawa itu bener-bener enak, selain asem dia juga kental banget. Sensasinya oke deh. 

Tapi hari itu yang juara adalah Asem Iga.*jeng jeeeeeng!!!*

Bener-bener seger dan enak banget. Kuahnya gurih kaldu daging tapi tetap ringan, sama sekali gak berminyak atau berlemak. Iganya super empuk, dagingnya lembut. Ah, intinya gak cukup seporsi sebenernya kalo nggak inget mau coba makan di tempat lain lagi. Huhuu...

Kami sekeluarga bisa dibilang hobi pijat. Kecuali Rudi, hampir sebulan sekali kami pasti menyempatkan diri untuk pijat. Nah, diantara kami sekeluarga, Babe paling sering dipijat. Berhubung hobinya olahraga, jadi bisa seminggu dua kali dia manggil tukang pijat kerumah buat ngilangin capek.

Rata-rata tukang pijat Babe pasti mengeluh habis memijat Babe. Katanya Badan Babe keras banget. Malah udah bisa dipastikan, habis mijat Babe, si Tukang Pijat bakal keringetan gila-gilaan sampai bajunya basah, persis kayak habis ngebecak. Pada akhirnya si Babe nemuin juga tukang pijat yang pijatannya kuat dan mantap. Karena sering dipanggil kerumah, Mami sama saya mulai curiga, kok bisa sih tukang pijat yang badannya kecil begini kuat mijetin Babe. Nggak pernah ngeluh juga badan Babe keras, meskipun mijatnya sampai keringetan juga..

Akhirnya suatu hari si Tukang Pijat diinterogasi sama Mami dan saya yang penasaran.

Mami : Pak, bapak kok kuat sekali mijat Bapak?rata-rata tukang pijat pasti ngeluh kalau badan suami saya keras sekali..

Tukang Pijat : Iya, Bu..badan Bapak memang keras..tapi saya sudah biasa, Bu..

Mami : memangnya sebelumnya Bapak kerja dimana?

Tukang Pijat : saya jadi tukang pijat di sirkus, Bu..

Saya & Mami : ooo..emangnya pemain sirkus badannya keras-keras juga ya, Pak?yang pemain-pemain akrobatnya itu kan?

Tukang Pijat : *dengan lugunya* Bukan, Bu..saya tukang pijat gajah sirkus..

Saya & Mami : HUAHAHAHAHAHAHAHAHA!Panteeeeees!