Tips Psikotes

Tuesday, May 10, 2011

Berhubung saya pengangguran, jadi, selama menganggur mau nggak mau saya menyibukkan diri dengan cari-cari kegiatan lagi. seperti yang sudah bisa diperkirakan, sebagian besar waktu saya habis untuk berkutat di dunia masak-memasak. Tujuh jam untuk liat buku-buku resep, tiga jam untuk menonton cooking show dan 15 menit untuk masak Indomie. Tapi, mengasah kreatifitas seperti itu tidak cukup. Sepertinya orang tua nggak rela kalau anaknya cuma di rumah saja seharian, meskipun tetap punya usaha sampingan. Jadilah saya harus kembali membagi waktu untuk buka internet dan main Pet Society cari-cari lowongan kerja yang menjanjikan. Menjanjikan jenjang karier yang bagus, menjanjikan calon suami tampan dan mapan, menjanjikan makanan gratisan, menjanjikan apa sajalah.

Bulan ini saya mengikuti beberapa kali tes, dua diantaranya psikotes yang berlangsung dua hari berturut-turut. Cukup untuk membuat otak mungil saya ini bekerja keras lagi. Seperti layaknya psikotes-psikotes lainnya, sebenarnya menurut saya psikotes adalah tahap yang paling mengasikkan dari seluruh proses seleksi. Karena kita justru disarankan untuk tidak terlalu tegang. Sebagian tesnya juga hanya diminta untuk menggambar, kegiatan yang sedari kecil sudah saya pasrahkan pada Ibu setiap ada tugas dari sekolah. Selebihnya, kita diminta untuk 'mengorek-ngorek' kepribadian diri sendiri secara lebih mendalam. Berikut saya akan bagikan beberapa tips agar tidak takut menghadapi psikotes.


1. Perhatikan pengarahan
Ini yang paling penting. Anda harus benar-benar memperhatikan instruksi yang diberikan di setiap sesi psikotes. Lupakan dulu be-be-em-an, tunda dulu gosipin pertengkaran Anang Syahrini sama teman sebelah, karena anda harus benar-benar memasang telinga untuk mendengar dan memperhatikan sang pengawas (apalagi kalau dia ganteng dan masih single). Karena jika anda salah, tidak akan ada waktu untuk mengulangnya kembali, dan tentu saja psikotes anda bisa langsung terancam gagal total. Jika petunjuk atau pengarahan dari pengawas masih kurang jelas, jangan malu untuk bertanya, apalagi kalau dia ganteng dan masih single. *Teteup*


2. Konsentrasi dan Fokus
Sewaktu tes, berusahalah untuk mengerjakan dengan sebaik mungkin, Konsentrasi dan fokus sangat diperlukan, khususnya dalam sesi mendeskripsikan diri sendiri. Jika diminta untuk menggambarkan deskripsi diri ingatlah bahwa deskripsinya harus mendetail. Contohnya tidak hanya sekedar menuliskan "saya orang yang mudah cemas", namun anda harus menuliskannya dengan lebih detail seperti "saya orang yang mudah cemas, khususnya apabila sudah menjelang tanggal tua."
Dan jangan lupa untuk konsentrasi penuh untuk menggali karakter diri. Jangan memikirkan hal lain, orang lain, atau lagu-lagu sekalipun, karena bisa berakibat buruk pada hasil psikotes anda. Contohnya seperti ini :
" DESKRIPSI DIRI

 1. Saya adalah orang yang taat beribadah.
 2. Saya tidak menyukai kemunafikan.
 3. Saya tidak menyukai perjudian dan kemaksiatan.
 4. Saya akan berjuang apabila sedang penasaran.
 5. Saya tidak suka begadang kalau tidak ada artinya.
"

Deskripsi diri seperti itu akan membuat rancu si pengoreksi. Ia akan bingung, apakah itu benar anda atau anda menggunakan Rhoma Irama sebagai joki psikotes.


3. Santai
Ya, psikotes hampir sama dengan melahirkan. Kedua-duanya harus dijalani dalam kondisi rileks dan santai. Kalau kata Confusius just chill out, man. Tapi tolong diingat,bagi para ibu-ibu hamil, psikotes bukan rumah sakit bersalin. Tidak akan ada dokter kandungan yang tiba-tiba hadir di psikotes untuk mengarahkan anda agar santai.

"Ya ibu-ibu..keluarkan nafasnya. Rileks saja, Bu..rileks! Santai..ayo diatur nafasnya Ibu-Ibu semuaa!!"

Anda juga tidak perlu membawa kasur lipat ataupun matras yoga untuk mengikuti psikotes karena psikotes menggunakan meja dan bangku biasa sebagai sarananya. Untuk anda yang memiliki ambeien dan tidak bisa rileks di bangku biasa, bisa menggunakan mami poko pants yang lebih praktis dan ada sizenya.
Menurut saya, yang paling susah adalah ketika kita diharuskan untuk fokus namun santai. Saya bisa fokus, tapi tidak santai, atau sebaliknya, saya bisa sangat santai, tapi tidak fokus. Hal ini sudah saya teliti dengan mengamati diri sendiri selama proses tes berlangsung. Saat saya fokus, saya merasa tegang, namun ketika saya santai, pikiran saya malah melayang-layang ke hal-hal yang seharusnya tidak dipikirkan saat itu, seperti "habis ini enaknya makan apa ya?" atau "yah, nanti malam nggak bisa nonton Mathias Muchus nih!". Kalau sudah begitu, yakinlah, hasil psikotes anda tidak bisa maksimal.


4. Istirahat cukup
Malam sebelum mengikuti psikotes, saya sarankan anda untuk beristirahat yang cukup. Jika kebetulan malam itu jadwal anda ronda, tolong tukar dulu schedule dengan rekan anda. Jika malam itu anda akan dimintai tolong untuk jaga lilin, tolong ditunda dulu ke malam jumat yang akan datang. Apapun itu, jangan sampai anda begadang atau tidak tidur sama sekali. Hal tersebut sangat berpengaruh pada tingkat kecantikan konsentrasi kita pada saat mengerjakan tes dan hasil tes itu sendiri. Tidak lucu kan jika saat Wartegg test anda justru menggambar seluruh perlengkapan tidur di 8 kotak karena ngantuk berat?


5. Jangan Nyontek
Hal ini bisa diibaratkan sebagai berikut. Menyontek saat sekolah = makan babi, menyontek saat psikotes = makan babi yang lagi hamil anak babi. Dobel salahnya! Meskipun anda baru mengisi 5 soal saat pengawas menyuruh untuk berhenti, jangan memaksakan diri untuk mengisi penuh lembar jawaban dengan iringan ucapan Bismillah di setiap coretan, apalagi menyalin jawaban teman sebelah.
Ingatlah bahwa tujuan dari psikotes adalah untuk mencari perbedaan di setiap kepribadian. Dalam dunia kerja, psikotes dilakukan untuk menentukan the right man for the right job. Kalau anda menyontek, apalagi saat tes kepribadian, bisa-bisa anda justru tidak akan diloloskan karena dianggap memiliki kepribadian ganda yang saling bertolak belakang.


Ah, sudah pegal saya mengetiknya. Sekian dulu tips psikotes dari saya. Semoga bisa sedikit membantu (ya iyalah, intinya cuma di judul point-pointnya). Kalau yang mampir baca lalu merasa tertolong dengan tulisan ngawur saya, boleh mengirim komentar dukungan dan doa. Jika ada yang bermurah hati seperti "ah, tulisan ini sangat membantu saya. Berguna sekali, Subhanallah, siapa gerangan penulis blog ini? panjangkanlah umurnya, Ya Tuhan, mudahkanlah rejekinya, entengkanlah jodohnya, angkat derajat dan martabatnya. Berapa ya nomor teleponnya?saya ingin memberikan tanda terima kasih saya berupa satu unit apartemen di Senopati hari ini, karena Senin harga akan naik..", bisa menghubungi saya lebih lanjut. ;D

You Might Also Like

3 comments

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe