Hampir semua orang menyukai si hitam manis ini. Tapi hanya sedikit yang tahu bahwa Indonesia merupakan negara ketiga terbesar penghasil coklat di dunia, setelah Pantai Gading dan Ghana. Swiss dan Belgia yang terkenal dengan produk coklat berkualitasnya yang mendunia justru tidak pernah memiliki sendiri pohon coklat yang tumbuh di negaranya. 

Kali ini saya menggunakan resep berbeda untuk Molten Chocolate Cake dari Prevention.com untuk melihat bagaimana hasil dan teksturnya. Dan kali ini bisa dibilang saya hampir berhasil, hanya saja pada saat pemanggangan loyang pertama masih terlalu lama sehingga molten choco cakenya menjadi overcooked. Membuat kudapan yang satu ini memang harus super teliti, paling tidak perhatikan benar waktu memanggangnya. Karena setiap oven berbeda-beda, maka ada baiknya dilakukan tes panggang terlebih dahulu agar tahu berapa menit waktu yang diperlukan untuk membuat molten choco cake yang perfect.

Untuk molten choco cake kali ini saya memakai campuran bubuk espresso, namun jika tidak suka maka dapat diganti dengan menambahkan bubuk coklat dengan jumlah yang sama dengan bubuk espresso. Teksturnya lembut dan ringan, hampir menyerupai sponge cake, rasa manisnya diimbangi oleh rasa pahit espresso yang khas. Sajikan dengan es krim pasti lebih nikmat!

MOLTEN CHOCOLATE CAKE

Serving : 7 cup

Bahan :

3 ons dark chocolate, potong kasar

3 sdm unsalted butter

2 sdt espresso powder (saya pakai 1 sachet VIA Starbucks)

1/2 cup gula pasir

1/2 cup coklat bubuk, ayak

2 sdt ekstrak vanilla

3 butir telur

2 butir telur, ambil putihnya saja

Cara :

1. Lelehkan dark chocolate, butter dan espresso powder dengan cara ditim, sisihkan.

2. Campur gula pasir dengan ekstrak vanilla. Masukkan 3 butir telur dan 2 putih telur secara bersamaan, kocok hingga mengembang. Masukkan coklat bubuk, aduk rata.

3. Campurkan lelehan coklat kedalam kocokan telur, aduk rata.

4. Tuangkan kedalam aluminium foil cup ataupun ramekin. Masukkan kedalam oven bersuhu 180 derajat celcius hingga bagian luarnya set. (pada tahap ini, oven saya membutuhkan waktu panggang 15 menit). Dinginkan 1-2 menit. Sajikan dengan es krim vanilla.

I guess I'm just lucky at this time.

Tiba-tiba dari kantor datang invitation untuk datang ke acara Opening New Harvest Senopati. Tentu saja saya langsung menerimanya dengan suka cita. Harvest memang baru saja merelokasi outletnya yang berada di jalan Senopati. Lokasi barunya tidak jauh dari tempat semula, namun dengan outlet yang lebih besar dan elegan.

Malam itu Harvest memperkenalkan sejumlah produk-produk terbarunya antara lain aneka cake, cookies, macaroon, dan beberapa makanan kecil lain seperti macaroon, lamington, chocolate mini tart, dan masih banyak lagi yang semuanya merupakan hasil kreasi dari Chef  Eric Gouteyron. produk-produk baru ini hanya dapat ditemui di outlet Harvest Senopati. Bahkan untuk cookiesnya, kita dapat membeli satuan yang dibandrol dengan harga 3K-4K.

Bersamaan dengan dibukanya outlet baru ini, The Harvest juga sekaligus mengumumkan bahwa outlet Senopati akan menjadi outlet utama (flagship store) untuk the Harvest sekaligus pusat call centre untuk pemesanan dan layanan pesan antar The Harvest. Di waktu yang bersamaan, Mike Lewis juga sekaligus diperkenalkan sebagai brand ambassador dari salah satu cake shop besar ini.

Yang menarik adalah bahwa the Harvest berkolaborasi dengan Tropicana Slim untuk menciptakan beberapa produk cake yang ditujukan untuk konsumennya yang menganut pola hidup sehat. Produk yang memiliki tag ‘Delightful Less Sugar Cakes’ ini memiliki dua varian yaitu  Caprice Chocolat  dan Dame Blanche.

Acara kemudian ditutup oleh dinner dengan menu dari Negev (karena konsepnya standing party, jadi sayang sekali saya tidak sempat mengambil foto-fotonya) serta food tasting aneka produk Harvest yang didominasi oleh cake. Semus cakenya tampak jelas menggiurkan, sayangnya saya tidak bisa mencoba semua varian yang ditawarkan karena terlalu kenyang.

The Harvest

www.harvestcakes.com/

Jl. senopati raya no. 47 Jakarta Selatan. Telp : 021-5289 2424

Kebetulan weekend kemarin si Mami ulang tahun, karena itu sehari sebelum hari ulang tahunnya, saya berniat survey ke beberapa cake shop. Tapi karena waktu yang cukup terbatas, akhirnya kami hanya sempat mencoba Awfully Chocolate di bilangan Senopati yang memang sudah lama saya idam-idamkan. Sampai disana, lahan parkir Awfully Chocolate tampak kosong, sangat kontras dengan restoran Emilie yang terletak di sebelahnya. 

Awfully Chocolate didisain dengan interior yang super minimalis dan cenderung monokrom. Hampir seluruh bagian furnitur didominasi oleh warna putih sehingga terlihat terang dan bersih. beberapa pasang meja dan kursi sengaja disediakan untuk pengunjung yang memilih bersantap disitu. Ternyata, Awfully Chocolate saat itu tidak menyediakan cake yang bisa diberi per slice. Counter yang terbuat dari kaca juga menampilkan beberapa andalan dari Awfully Chocolate seperti ice cream, cold poached chocolate, super stacked chocolate cake, white chocolate butterscotch block, aneka truffles, kahlua bars dan cupcakes dengan dua varian rasa, rich dark & white chocolate. Selain itu, beberapa menu minuman coklat yang dibuat dengan bubuk coklat khas Awfully Chocolate juga dapat dipesan untuk memanjakan lidah pecinta coklat. Yang disayangkan hanya tidak adanya milkshake dalam jejeran menu minumannya.

Super Stacked Chocolate Cake - 40K/100gr

Karena masih penasaran dengan rasa cakenya, maka waitress menyarankan untuk memesan Super Stacked Chocolate Cake yang memiliki rasa tidak jauh berbeda dengan cake All Chocolate. Khusus untuk super stacked dan white choco butterscotch pembelian per slicenya tetap dihitung berdasarkan beratnya. Untuk tiap 100 gramnya, Awfully mematok harga 40K untuk kedua macam cake tersebut. Saya sendiri sudah tidak tahan untuk memesan white chocolate cupcake yang memang kelihatan menggiurkan seharga 30K.

Setelah ditimbang, ternyata berat si super stacked hanya 75 gram, jadi kami hanya perlu membayar 30K saja. Potongannya sudah cukup besar, mengingat cake ini bertekstur sangat padat. Cakenya memang simpel, tidak ada hiasan apapun di atasnya, cream, icing, apalagi cherry. namun, jika ada pengunjung yang memesan birthday cake maka mereka siap menghiasnya sesuai dengan keinginan pembeli dengan pemesanan terlebih dahulu.

Sebelum dihidangkan, anda akan ditawari untuk pilihan sajian super stacked choco cake, apakah akan

dinikmati begitu saja atau mau dihangatkan lebih dulu. Unik!Super stacked ini rasanya benar-benar coklat secoklat-coklatnya. Kalau kata partner saya yang rakus ini, "rasa coklatnya memang dapet bgt!!". Tekstur cakenya benar-benar padat, terdapat lelehan dark chocolate yang menutupi permukaan cake.Tetapi, saking padatnya bagi saya jadi kurang nikmat karena saya cenderung menyukai cake yang moist dan creamy. Saya tidak tahu bagaimana tekstur cake apabila dihidangkan hangat-hangat. Lain waktu bolehlah dicoba.

White Chocolate Cupcake - 30K

Untuk White Chocolate Cupcakesnya juga tidak kalah lezatnya. Ternyata untuk cupcakenya sendiri memang hanya digunakan cupcake coklat, namun lapisan krim  tebal di atasnya menggunakan campuran coklat putih yang sudah dilelehkan dan menjadikan rasa krim sangat legit, mirip dengan rasa coklat putih yang sebenarnya. Cupcake coklatnya sendiri rasanya enak, tekstur cakenya moist dan tidak terlalu manis, sehingga menjadi paduan yang pas dengan krim coklat putih tadi.

Revisit?Sepertinya sudah jelas iya. =D

Awfully Chocolate

1. Jl. Senopati No 41C Jakarta 12190. Telp : (021) 573 1457 / 0858 8015 8988.

    Open : 10am - 9pm 

2. Plaza Indonesia, Level LB#31 Jl. M.H Thamrin Kav 28-30 Jakarta 10350. Telp : (021) 3199 0205.

    Open : 10am - 10pm

, Saya sedang blogwalking ketika saya menemukan resep ini. Cara membuatnya pun cukup mudah, dan lagi ini resep dari Jamie Oliver yang nggak mungkin nggak enak.  Benar-benar brilian memang si abang Jamie, sampai bikin Vani dan anak-anak dari temannya Mami yang sedang kerumah bolak balik nyemilin brownies ini. 

Teksturnya memang agak basah dan gooey, makanya begitu dikeluarkan dari oven biarkan dingin dahulu browniesnya. Setelah itu keluarkan dari loyang dan dinginkan di lemari es sebentar. Meskipun tanpa penggunaan crème fraîche*, rasa browniesnya mantap, untuk saya pribadi makan 2 potong sudah lebih dari cukup. Yang bikin unik lapisan atas bloomin' brilliant brownies ini cukup tebal dibandingkan brownies biasa, jadi terasa lebih crunchy. Cuma untuk ukuran saya brownies ini masih terlalu manis, jadi jika saya buat lagi lain kali saya pasti akan mengurangi takaran gulanya. Mungkin ini karena saya menggunakan coklat masak biasa dengan kandungan coklat dibawah 70%, sehingga coklatnya sendiri sudah manis.

Resep asli Bloomin' Brilliant Brownies bisa dilihat disini. Tapi saya juga sertakan resep brownies yang sudah saya modifikasi dengan bahan-bahan seadanya.

Bloomin' Brilliant Brownies

Bahan :

250 gr unsalted butter

200 g dark cooking chocolate, potong kecil kecil (kalau bisa pakai yang easymelt/couverture lebih enak)

340 g campuran antara gula pasir dan gula halus

65 gr tepung terigu

80 gr bubuk coklat

1 sdt baking powder

4 butir telur, kocok lepas

Cara Membuat :

1.  Panaskan oven di suhu 180 derajat celcius. Oles loyang dengan margarin dan alasi dengan kertas roti.

2.  Tim coklat dan butter hingga leleh. Jika ingin menggunakan kacang-kacangan masukkan saat coklat sudah meleleh. Aduk rata.

3.  Di wadah terpisah, aduk semua bahan kering sampai rata. Tambahkan campuran coklat dan butter. Aduk rata. Campurkan telur yang sudah dikocok. Aduk rata.

4. Panggang selama 25 menit. Segera keluarkan dari oven dan dinginkan.

Saya melakukan kesalahan saat mencampur adonan keringnya dengan tidak mengayak gula halusnya yang agak menggumpal. Akibatnya saat dipotong-potong, terlihatlah bola-bola kecil gula halus yang belum tercampur sempurna di tengah-tengah brownies. Kesal juga lihatnya, padahal dari segi rasa sudah enak. Ini azabnya kalau malas. Jangan ditiru yaa..

Saya bilang ke Vani kalau ini produk gagal karena gulanya yang menggumpal, tapi tetap saja dia bilang enak, begitu pula dengan anak-anak temannya Mami. Saya pikir mungkin karena masih kecil, jadi yang penting manis pasti dibilang enak. Akhirnya saya bawa browniesnya ke food taster andalan saya yang lain =P, dengan harapan dia bisa memberikan kritik yang membangun. Eh ternyata komentarnya sama saja dengan Vani. Ya ampun, sepertinya saya harus menemukan food taster yang lidahnya lebih profesional lagi kalau begini caranya..

*Crème fraîche (fresh krim) : Sejenis krim asam yang memiliki kandungan lemak sebesar 34% namun rasanya tidak seasam krim asam pada umumnya. Bisa didapatkan di supermarket-supermarket besar.

Siapa yang tidak kenal cookies? Cookies aslinya berasal dari bahasa Belanda yaitu "koekje" atau yang berarti "small cake" dalam bahasa Inggris. Konon, cookies menjadi populer di Amerika setelah diperkenalkan oleh warga Belanda dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Saat ini jenis cookies sangat beragam, tidak saja chocolate chips, namun kita dapat memasukkan kacang-kacangan, buah kering, green tea, kopi, atau apapun rasa favorit kita.

Kali ini saya memilih untuk membuat salah satu cookies klasik, yaitu chocolate chip cookies. Saya memakai resep chocolate cookies dari Anna Olson yang katanya chewy di dalam. Kebetulan saya memang tidak begitu suka dengan cookies yang terlalu renyah, jadi saya makin niat mencoba resepnya. Saya membuat satu resep, dan selama dioven, Rudi dan Vani sudah bolak balik ke dapur terus buat ngambilin cookies yang sudah matang. Dua jam kemudian, saya cuma lihat toples kosong. Ampun deh...

Chocolate Chip Cookies

Bahan : 

2 cup tepung terigu 

3/4 cup mentega tawar, biarkan sebentar dalam suhu ruang sampai lunak 

3/4 cup gula palem 

1/4 cup gula pasir

1 butir telur

2 sdt tepung maizena

1 sdt soda kue

1/2 sdt garam 

8 ons (kira-kira 230 gr) chocolate chips - saya pakai chocolate chips dicampur dark cooking chocolate yang dipotong kecil-kecil.

Cara membuat :

1. Panaskan oven 180 derajat celcius.

2. Campur mentega tawar dan gula. Kocok sampai lembut. Tambahkan vanilla. Aduk rata.

3. Masukkan tepung terigu, tepung maizena, baking soda, dan garam. Tambahkan chocohips.

4. Bentuk adonan, taruh di loyang yang sudah dioles margarin. Jangan lupa untuk memberi jarak yang cukup karena cookiesnya akan mengembang.

5. Panggang sampai matang.

Kata Mbak Anna : If you want crispy cookies, omit the cornstarch and replace the baking soda with baking powder.

Iya, saya tahu judulnya narsis maksa. Tapi memang begitu sih..
Sore ini saya coba-coba bikin chocolate melt karena dirongrong Vani terus. Resepnya kebetulan dapat dari internet (saya lupa dari mana) plus eksperimen sendiri. Rasanya masih belum puas, berhasil sih, tapi tekstur cakenya lebih mirip seperti puding. Jadi chocomelt hot pudding deh...Tapi rasanya tetap mantap. Coklat banget dan tetap laris manis. Besok saya praktek lagi pakai resep suka-suka yang berbeda dan chocolate couverture buat isinya. Ini resep chocolate meltnya.
Beberapa waktu yang lalu saya coba buat lagi chocolate meltnya dan kali ini sukses. Resep bisa dicontek disini yaa..

Chocolate Melt ( Hot Pudding)

Bahan :

65 gr dark chocolate cooking*

75 gr unsalted butter

2 butir telur

40 gr gula kastor

80 ml susu cair

esens vanili

Cara Membuat :

* saya cuma pakai Dark Cooking Chocolatenya Collata, jadi begitu udah jadi, rasanya masih terlalu manis. Mungkin kalau pakai dark choco-nya Whittakers atau Lindt akan lebih pas rasa bittersweet-nya.