Beberapa minggu yang lalu saya mengunjungi Banjarmasin
untuk menghadiri pernikahan seorang teman. Tentunya, kesempatan ini tidak saya
lewatkan untuk bisa sedikit mencicipi hidangan khas Banjarmasin.
Seperti yang kita tahu, Kota seribu sungai ini
memiliki kuliner yang cukup beragam, mulai dari makanan berat seperti Soto
Banjar, Ketupat Kandangan, Nasi Kuning sampai ke aneka kue tradisional yang
jenisnya mencapai lebih dari 40 macam. Sebut saja diantaranya Kue Bingka,
Kakaraban, Kikicak, amparan tatak dan wadai. Beberapa makanan yang sempat kami
cicipi antara lain:
Lontong Orari
Lontong Orari adalah destinasi kuliner pertama kami yang
direkomendasikan oleh salah seorang supir taksi setempat. Rupanya, tempat ini
merupakan salah satu primadona kuliner Banjarmasin. Tempatnya ditata dengan
konsep rumah panggung ala Banjar, kurang lebih dapat menampung hingga -/+ 60
pengunjung. Menunya cukup sederhana, hanya dua menu yang disediakan yaitu nasi
kuning dan lontong. Pilihan lauknya yang disediakan antara lain haruan (ikan
gabus), telur, ayam, dobel ayam ataupun dobel telur yang dapat disesuaikan
dengan selera masing-masing pemesan. Saya sendiri memesan lontong dengan
tambahan lauk berupa haruan dan telur.
Lontongnya berbentuk segitiga panjang, satu porsi berisi
2 lontong yang ukurannya besar dilengkapi dengan kuah nangka muda yang mirip
opor. Sebutir telur rebus dan potongan ikan haruan ditaruh di atasnya. Melihat
pesanan teman saya, ayam di Orari ini juga dimasak dengan cara yang sama dengan
ikan haruan. Ikan haruan goreng masak habang ini memiliki semburat rasa pedas
manis yang cocok sekali dengan kuah nangka yang gurih. Ketika keduanya
tercampur di piring, rasanya sungguh lezat.
Biasanya, orang Banjar menyantap hidangan ini tidak
menggunakan sendok, melainkan dengan tangan langsung.