FGD with The Baked Goods

Thursday, March 15, 2012

Diundang diskusi merupakan hal yang tidak biasa bagi saya. Oleh karena itu saya merasa aneh sewaktu pertama kali diundang untuk mengikuti Forum Group Discussion oleh seseorang yang tidak menambahkan embel-embel institusi atau apapun di belakang namanya. Toh pada akhirnya saya tetap datang karena tertarik dengan tema diskusinya yang berjudul Proporsi Nilai pada Makanan Ringan.

Bertempat di restoran Sere Manis, saya datang pas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sampai di tempat, saya langsung diarahkan untuk masuk ke dalam private room. Di dalam ruangan tersebut telah hadir beberapa orang lain yang merupakan MC dan notulen acara diskusi tersebut serta satu orang peserta lainnya. Ternyata pada acara malam itu, mereka hanya mengundang 8 orang peserta yang setelah ditunggu hingga jam 7 malam, ke enam peserta lainnya tidak datang. =(

Tidak menunggu lama, mereka langsung memulai acara FGD ini dengan langsung menghadirkan beberapa menu breakfast. Saya dan Tara diminta untuk mengamati hidangan tersebut hingga sedetail-detailnya. Dari mulai penampilan, aroma, tekstur, sampai ke rasa. Bahkan kami ditanyakan dari bahan apa menu itu terbuat. Setelah menu breakfast, kami kembali disuguhi oleh aneka Carrot Cake, Cheesecake, Bublanina, hingga berbagai jenis cookies yang harus kami amati dan tentu saja cicipi satu persatu.
Selain itu, kami juga ditanyakan mengenai preferensi kami dalam memilih tempat hang out dan pertanyaan-pertanyaan lain seputar selera, snack, pola hidup, kesehatan dan cake shop. Saya sungguh sangat menikmati acara tersebut sehingga tidak terasa sudah tiga setengah jam berlalu. Tiba-tiba jam sudah menunjukkan pukul 10.30 saat mereka mengumumkan bahwa diskusi malam itu telah selesai.

Setelah itu, barulah kami diberitahu bahwa sebenarnya penyelenggara acara tersebut adalah Marketing Promotion dari The Baked Goods yang sedang mengadakan riset mengenai apa yang sebenarnya menjadi alasan kuat untuk seorang customer membeli sebuah produk makanan sehat.

Seperti yang kita tahu bahwa The Baked Goods memang mengklaim bahwa semua produknya bebas dari ekstrak, pewarna, pengawet dan pemanis buatan. Dan ternyata mereka benar-benar ingin konsisten dengan tag yang mereka usung. Dari situ pula saya tahu alasan mereka tidak menyediakan the It cake, Red Velvet, yang memang menggunakan pewarna dalam jumlah yang banyak dan tidak dapat disubstitusi dengan bahan-bahan alami yang lebih menyehatkan.

Sembari menunggu pesanan makan malam kami dari deretan menu Seremanis, obrolan mengenai kontradiksi antara tren hidup sehat dan cake shop pun terus bergulir. Tiba-tiba masuklah Erwin Parengkuan ke dalam ruangan dengan membawa goodie bag yang berisi Bublanina dan dua toples cookies untuk saya dan Tara. Malam yang menyenangkan itu ditutup dengan gurihnya kuah santan dari Soto Tangkar Sere Manis yang berisi daging iga yang empuk dan dipadukan dengan nasi merah.


Saya pribadi ternyata menyukai hampir seluruh produk The Baked Goods karena rasa manisnya tidak ada yang berlebihan.  Saya sangat gembira mengingat banyaknya ilmu dan pemikiran-pemikiran baru yang saya dapat dalam diskusi malam itu. Satu yang saya ingat waktu itu adalah ketika Tara memberikan sebuah kutipan bahwa "jangan hanya mengikuti tren yang ada di tengah masyarakat, namun bagaimana kita bisa berpartisipasi untuk ikut mendidik masyarakat." Dengan kata lain, The Baked Goods harus tetap konsisten dengan apa yang menjadi prinsip mereka dalam menghadirkan setiap macam menu dengan keyakinan bahwa mereka juga ikut membantu meningkatkan awareness masyarakat mengenai pentingnya hidup sehat dengan menghadirkan berbagai macam makanan ringan, cake dan dessert yang variatif dan juga lezat dengan harga yang masih terjangkau.


Good luck The Baked Goods! =)


PS : untuk kali ini tidak ada foto-foto makanan yang saya sertakan, mengingat beberapa di antaranya merupakan menu yang belum diluncurkan oleh The Baked Goods.

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe