Kampoeng Tempo Doeloe di JFFF 2012
Wednesday, June 06, 2012
Jakarta Food and Fashion Festival adalah acara tahunan yang diselenggarakan di La Piazza, Kelapa Gading. Salah satu yang menarik minat saya adalah bazaar makanan nusantara atau yang dinamai Kampoeng Tempo Doeloe (KTD). Memasuki lokasinya, pengunjung akan langsung disambut oleh berbagai stand penjual makanan yang menarik hati. Sebut saja Sate Ungaran Pak Kempleng, Bebek Kaleyo, Sate Batibul, Nasi Gudeg Bu Tjitro, Soto Mie Bogor, Ketupat Sayur Ci Eng, Es Goyang, Kerak Telor dan masih banyak lagi. Sebelum bertransaksi, pengunjung wajib mendatangi kasir-kasir untuk menukarkan uangnya dengan alat pembayaran KTD yang menyerupai uang kertas kuno.
Pilihan saya jatuh ke Rendang Padang William Wongso Series. Stand ini menjual rendang dalam kemasan yang menurut saya cukup mahal, namun selain itu mereka menyediakan paket nasi dan rendang dengan harga yang lebih terjangkau. Mereka menyediakan dua jenis rendang, yaitu rendang bebek dan rendang daging. Saya memilih rendang daging sebagai lauk bersantap siang itu.
Memang tidak salah jika rendang William Wongso dikatakan sebagai salah satu yang terbaik, gurihnya bumbu benar benar meresap hingga ke dalam daging. Karamelisasi santan dan rempah-rempahnya terasa begitu legit sehingga rasa cabai yang seharusnya pedas menyengat justru tidak terlalu kuat. Tekstur dagingnya pun sangat lembut, nyaris lumat di mulut padahal bentuknya masih terjaga dengan baik.
Setelah itu saya beranjak ke menu selanjutnya yaitu Sate Padang Mak Syukur. Seporsi sate padang dilengkapi dengan potongan ketupat dan bawang goreng di bagian atasnya. Dagingnya empuk, tidak sulit untuk dilepaskan dari tusuk satenya, saat akan disuap wangi dari bumbu sate yang berwarna kuning menguar tajam. Hanya saja, kuah sate ini agak kurang pedas bagi saya.
Bebek Kaleyo juga sempat saya cicipi. Ini bukan pertama kalinya saya mencoba bebek Kaleyo yang memang sudah tersohor. Saya memang menyukai tekstur daging bebeknya yang empuk, kering dan tidak terlalu berminyak. Selain itu rasanya yang gurih menjadi daya tarik tersendiri, belum lagi bila ditambah sambal ijo pedas yang menjadi ciri khasnya.
Sebagai pelepas dahaga, kami menjatuhkan pilihan pada Es Duren Sakinah yang berasal dari Bandung. Sebagai penggemar durian, tentunya saya tidak akan melewatkan menyantapnya. Seporsi es durian berisi durian lokal bertabur es dan susu kental manis. Rasa manisnya pas, susu kental manis tidak terlalu dominan sehingga tidak menghilangkan rasa legit durian sebagai bintang utamanya. Duriannya sendiri juga cukup baik dengan tingkat kematangan yang pas.
Kami mencoba Es Kering sebagai penutup masakan siang itu. Beberapa pilihan rasa tersedia seperti talas, durian, pisang dan vanila, kami memesan es durian yang kemudian dipotong dan disajikan dengan chocolate cookies, bentuknya hampir seperti ice cream sandwich.
Meskipun masih banyak stand yang ingin dicoba, namun kapasitas perut yang terbatas membuat kami menyudahi wisata kuliner di KTD siang itu dengan senyum puas. Kenyang!
Kampoeng Tempo Doeloe
JFFF 2012
http://www.jfff.info/
4 comments
gue paling suka nih festival" gini, apalagi yg banyak traditional food kaya gini. semuanya keliatan enak"! :9
ReplyDeletesamaa! langsung laper mata!
DeleteTapi enaknya ke festival emg bareng2 sih, jadi bisa beli banyak dan saling icip2.. huhuu!
Onyon, banyak sekali yang kamu makan... Enak-enak pulak...
ReplyDelete*ngeces..ces..ces..
aku gak makan semuanyaa..aku cuma coba semuanya. *sama aja*
DeleteEnak-enak memang nih. Nyesel cuma sekali datang kesini..